Sebagai tindak lanjut dari rangkaian acara Diesnatalis ke-47 PMKRI Santo Thomas More Pontianak, Minggu, 13 April 2008 kemarin dilangsungkan Technical Meeting sekaligus pertandingan perdana event lomba CATUR PMKRI Pontianak yang dilangsungkan di Margasiswa PMKRI Pontianak Jalan Imam Bonjol 338. Dalam rangkaian acara yang berlangsung mulai siank sekitar pukul 14.00 wib kemarin, Hendrikus Hendry (Mahasiswa FMIPA Untan)pada hari ini (Senin, 14/4/2008)akan 'bertarung' dengan Hendrikus Adam (Mahasiswa FISIP Untan)yang juga Ketua Presidium PMKRI Pontianak untuk memperebutkan tempat sebagai juara 1 dalam event tersebut. Sedangkan Jon Minggus (Mahasiswa STKIP PGRI Pontianak/anggota PMKRI) akan berhadapan dengan Rio Parera (Asrama Bonaventura Sepakat)untuk memperebutkan posisi sebagai juara tiga.
Pertandingan catur hari ini rencananya akan dilanjutkan pukul 14.00 Wib ditempat yang sama yakni Margasiswa PMKRI Santo Thomas MOre Cabang Pontianak. Dengan akan berakhirnya rangkaian event Catur tersebut, PMKRI Santo Thomas More Pontianak juga menggelar Lomba menulis dengan tema "SURAT CINTA UNTUK LINGKUNGAN DAN PERDAMAIAN". Berdasarkan kesepakatan Panitia, rangkaian acara ini perpanjang masa pendaftarannya. Event lomba menulis yang di prioritaskan bagi kalangan mahasiswa dan pelajar ini menerima hasil naskah dari peserta yang akan diperlombakan dengan batas waktu hingga tanggal 30 April 2008. Naskah yang akan di perlombakan dapat disampaikan langsung ke Panitia dalam bentuk file dan dokument hasil print. Naskah dalam bentuk file juga dapat dikirim langsung melalui email PMKRI Pontianak dengan alamat pmkripontianak@yahoo.com.
.
2008/04/13
[+/-] |
Hari ini Final Lomba Catur PMKRI Pontianak |
2008/04/08
[+/-] |
Panitia MPAB Terbentuk |
Panitia Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) PMKRI Santo Thomas More Cabang Pontianak pada Minggu (4/4) lalu terbentuk. Melalui rangkaian pembentukan Panitia bertempat di Rumah Pelangi, Dusun Benuaq tersebut, Jon Minggus dutetapkan sebagai Ketua Panitia. Selamat buat Panitia...bagi rekan-rekan mahasiswa yang berminat gabung di PMKRI Pontianak, silahkan hubungi sekretariat PMKRI Pontiaqnak jalan Imam Bonjol 338 Pontianak, 78123.
.
[+/-] |
Camping Rohani PMKRI Pontianak |
Dalam rangka refleksi dan reorientasi guna menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan persaudaraan antar pengurus dan anggota, PMKRI Santo Thomas More Pontianak Minggu (5-6/4) lalu mengadakan Camping Rohani yang diselenggarakan di kawasan konservasi Rumah Pelangi Dusun Gunung Benuah, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sei Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Melalui kegiatan tersebut, disamping berdiskusi dan sharing antar satu dengan lainnya, para kader PMKRI (Pengurus dan anggota) juga menggelar diskusi bersama Pastor Samuel Oton Sidin, OFM Cap mengulas seputar lingkungan hidup dan permasalahannya.
satu tim kepengurusan dan anggota untuk merefleksikan ekeistensi dan gerakan PMKRI, disamping media untuk saling mengenal lebih dekat antar kader dalam menumbuhkan semangat persaudaraan dan kebersamaan.
Melalui kegiatan Camping Rohani tersebut, juga diadakan pemutaran film documenter bertema lingkungan alam dan mengupas realitas sosial yakni maisng-maisng film bertajuk Jual Beli perempuan-Anak yang mengisahkan hasil investigasi yayasan Jurnal Perempuan atas sindikasi terhadap perempuan dan anak bermodus TKW dan dan film Cicho Mendes, seorang tokoh pejuang Masyarakat Brazil yang berupaya mengorganisir warga untuk mempertahankan hutan karet dari para penanam modal yang rakus akan kekuasaan. Seperti dijelaskan Pastor Samuel, kedua film tersebut sangat relevan dengan kondisi masyarakat disekitar Dusun Benuah dan sekitarnya sehingga diharapkan dapat menjadi perlajaran bersama.
Dalam kesempatan tersebut, peserta Camping Rohani PMKRI diajak untuk mengenali lingkungan dan sekitarnya, juga renungan bersama. Pada Minggu pagi disamping Misa, juga diadakan serangkaian penyampaian kenangan berupa seperangkat alat pendukung Misa (Alkitab dan doaku) dan Bulletin Petra serta buku "Air Mata Manis Mata". Kenangan ini diharapkan bermanfaat bagi warga setempat. (Petra)
.
[+/-] |
Sampaikan Aspirasi |
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Kalbar Ditolak
PONTIANAK, KAMIS - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Kalimantan Barat, Kamis (3/4), berdemonstrasi di gedung DPRD Kalbar. Mereka menolak rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Kalbar karena berpotensi menimbulkan bencana alam yang justru merugikan masyarakat.
Koordinator aksi Hendrikus Adam mengatakan, krisis energi listrik di Kalbar tidak boleh dijadikan dalih untuk mengembangkan PLTN di Kalbar. Pasalnya, alternatif energi lain yang dimiliki Kalbar seperti tenaga air, angin, dan tenaga surya, hingga kini belum digarap secara optimal.
"Kalbar memang daerah yang cenderung aman atas bencana alam seperti gempa bumi, dan kaya akan sumber daya alam seperti uranium. Namun bencana akibat tenaga listrik seperti Chernobyl di Rusia tahun 1986 dan Three Mile Island di Amerika tahun 1979 seharusnya menjadi pelajaran betapa bahayanya radiasi yang ditimbulkan bagi masyarakat," katanya.
Ketua Komisi A DPRD Kalbar Adrianus Senen dan Sekretaris Komisi A DPRD Kalbar Zainuddin Isman yang menemui pengunjuk rasa menyatakan, PLTN di Kalbar baru sebatas wacana yang dikembangkan Pemerintah Provinsi Kalbar, terkait dengan adanya potensi uranium di Kalbar. "Hingga saat ini belum ada dokumen resmi yang menyatakan adanya rencana mengembangkan PLTN di Kalbar," kata Zainuddin. (WHY)
Sumber: Kompas.com, Kamis, 3 April 2008 | 20:13 WIB
.
[+/-] |
Tolak Kodam dan PLT Nuklir |
Pontianak,- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Kalimantan Barat menolak pembentukan Komando Daerah Militer (Kodam), pembangunan jembatan layang (fly over), dan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kamis (3/4), mereka menggelar aksi damai di DPRD Kalbar.
Sebelum bertolak ke DPRD, front menggelar aksi di Bundaran Untan. Mereka menggelar orasi dan membagikan selebaran, yang isinya menolak Kodam, PLTN, dan fly over. Mereka membawa bendera organisasi dan beberapa poster penolakan. Sejumlah aparat kepolisian berjaga-jaga untuk mengamankan jalannya aksi damai itu.
Front ini beranggotakan: Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St. Thomas More Pontianak, Ikatan Mahasiswa Kabupaten Bengkayang (IMKB), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pontianak.
Sekitar pukul 10.45 WIB, mahasiswa tiba di gedung rakyat. Mereka langsung berkumpul di pelataran gedung. Orasi-orasi penolakan disampaikan. Dua anggota dewan menemuinya: Ketua Komisi A DPRD Kalbar, Adrianus Senen dan sekretarisnya, Zainuddin Isman.
Mahasiswa menilai pembentukan Kodam, pembangunan PLTN, dan jembatan layang sangat tidak populis. “Kodam bukan solusi untuk meningkatkan keamanan. Lebih penting mengedepankan pembangunan yang mensejahterakan rakyat, terutama perbatasan,” kata Koordinator Aksi, Hendrikus Adam.
Pihaknya mendesak pemerintah mencabut kebijakan yang tidak populis tersebut. Ia menyebut pembangunan jembatan layang dengan dalih mengatasi kemacetan. “Tidak sepenuhnya benar. Pembangunan jembatan layang itu akan melahirkan masalah baru,” katanya.
Begitu juga pembangunan PLTN, pihaknya menilai, bukan solusi yang tepat untuk mengatasi krisis listrik di daerah ini. Sebab bahaya dari eksploitasi uranium sebagai pembangkit listrik nuklir sangat tinggi terhadap manusia.
“Kami mengajak semua masyarakat untuk menolak dengan tegas pendirian Kodam, pembangunan jembatan layang, dan pembangunan PLTN. Ini kebijakan yang tidak populis. Kami berharap dewan melalui kekuatan politiknya bisa bersikap atas rencana tersebut,” kata mahasiswa.
Ketua Komisi A DPRD Kalbar, Adrianus Senen mengatakan, pendirian Kodam merupakan kewenangan pemerintah pusat. Namun begitu, perlu ada koordinasi dengan daerah sehingga bisa dikaji mengenai penting atau tidaknya. “Aspirasi ini kami terima. Akan ditindaklanjuti untuk mengambil kebijakan, terutama yang terkait dengan wewenang daerah,” katanya.
Sekretaris Komisi A DPRD Kalbar, Zainuddin Isman menambahkan, dewan baru bisa mengambil tindakan terhadap pembangunan jembatan layang dan PLTN, jika sudah ada dokumennya. “Kami belum melihat secara resmi dokumen itu. Apakah nanti dimasukan dalam RPJMD yang sedang dibahas atau tidak. Kalau berwacana, saya kira itu tidak masalah,” ujarnya.
Usai diterima oleh kedua anggota dewan itu, sekitar pukul 11.00 WIB, mahasiswa mengakhiri aksinya. Merekapun lantas meninggalkan gedung dewan. (mnk)
Sumber: Pontianak Post (Metropolis) Jumat, 4 April 2008
.
2008/04/03
[+/-] |
Moment Diesnatalis PMKRI Pontianak Masih Berlanjut |
Moment dalam rangka Diesnatalis ke-47 PMKRI Santo Thomas MOre Cabang Pontianak maish berlanjut. Rangkaian kegiatan yang diisi melalui event lomba CATUR dan Lomba MENULIS SURAT CINTA UNTUK LINGKUNGAN DAN PERDAMAIAN ini masih berjalan. Bahkan Panitia kembali memperpanjang waktu pendaftaran bagi kedua event tersebut sampai tanggal 11 Apeil 2008.
.
[+/-] |
PMKRI Pontianak bersama IMKB dan GMNI Tolak Rencana KODAM |
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Thomas More Pontianak bersama Ikatan Mahasiswa Kabupaten Bengkayang (IMKB) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang tergabung dalam Front Mahasiswa Kalimantan Barat (FMKB) Kamis (3/4) hari ini melakukan serangkaian aksi Penolakan atas rencana dihadirkannya Komando daerah Militer (KODAM) di Kalbar. Disamping itu, wacana soal rencana pembangunan Jembatan Layang dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) juga menjadi bagian aspirasi massa. Ketiga isu tersebut dinyatakan dengan tegas untuk di TOLAK karena dianggap tidak POPULIS.
Dalam kesempatan tersebut, massa aksi yang berawal sekitar pukul 09.30 Wib memulai aksinya di Bundaran Universitas Tanjungpura Pontianak. Meskipun tidak begitu banyak, aksi massa yang dilengkapi atribut tersebut cukup menyedot perhatian mata publik yang melewati bundaran Untan. Selebaran pernyataan sikap dan pekikan orasi bergantian turut menambah semarak suasana. Setelah puas melakukan orasi, massa aksi pun menuju gedung DPRD Kalbar untuk menyuarakan aspirasinya. Di DPRD Kalbar, massa disambut legislatif dari komisi A yakni Adrianus Senen dan Zainudin Isman. Massa merasa tidak dengan penjelasan dari keduanya, kemudian lantas memutuskan untuk meninggalkan gedung DPRD Kalbar. Berikut pernyataan sikap dari FMKB;
Pernyataan Sikap Bersama
STOP KEBIJAKAN YANG TIDAK POPULIS!!!...
Wacana para elit didaerah ini dalam upayanya untuk membagikan ”kue pembangunan” pada berbagai bidang kehidupan masyarakat Bumi Khatulistiwa khususnya terus mengalir. Atasnama pembangunan, ekses lainnya yang cenderung berpotensi menjadi ancaman eksistensi lingkungan disekitarnya (manusia sebagai warga dan alam) seakan tidak begitu penting dan seringkali diabaikan. Lihat saja misalnya berbagai ststement yang disampaikan para okum elits (eksekutif, legislatif dll) akhir-akhir ini. Atas nama pembangunan dan kepentingan warga banyak, ide-ide pembangunan terus digulirkan melalui berbagai saluran media publik, seolah tanpa beban. Mereka sepertinya terbiasa lupa dan atau senaja melupakan peran sebagai kalangan yang mendapat mandat untuk membuat yang terbaik bagi rakyatnya. Indikasi itu setidaknya terlihat dari statement-statement dan upaya pembangunan atas nama rakyat yang digulirkan, namun malah ”menciderai” hati rakyat. Apa saja produk kebijakan pembangunan untuk dan atas nama rakyat yang sedang digulirkan tersebut?
Wacana menghadirkan Komando Daerah Militer (KODAM), Pembangunan Jembatan Layang dan rencana pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) diderah ini adalah upaya-upaya yang tidak populis bila berbicara untuk dan atasnama kepentingan rakyat banyak. Para elits tentunya menyadari hal tersebut, namun karena persoalan kepentingan kondisinya bisa menjadi lain.
Kerinduan kalangan tertentu dengan akan menghadirkan KODAM didasarkan pada upaya pendekatan keamanan, karena memang kondisi aman menjadi penting untuk ”bebas” melakukan sesuatu? Ataukah peran alat negara (tentara dan Polri) didaerah ini tidak tidak begitu berkontribusi secara nyata, sehingga KODAM menjadi alternatif baru? Tentunya tidak semudah itu. Wacana KODAM setidaknya telah berdampak bagi kondisi psikologis warga Kalbar dan pihak luar, memberikan rasa trauma karena tekesan Kalbar hari ini kurang aman. Kita bisa bayangkan pula, biaya yang dibutuhkan tentunya tidak sedikit. Dibalik ini semua, tentunya ada konspirasi kepentingan. Namun rasanya Kalbar hingga hari ini sungguh aman. KODAM bukan menjadi solusi, namun bagaimana upaya melakukan pendekatan kesejahteraan bagi rakyat termasuk warga disepanjang kawasan perbatasan menjadi penting, disamping bagaimana nilai-nilai internalisasi raca cinta terhadap tanah air yang harus dibangun secara bersama.
Demikian halnya wacana JEMBATAN LAYANG dengan dalih atasi kemacetan. Hal ini tidak begitu mendasar bila dilihat dari asas mafaat dan efisiensi anggaran. Tidak menjadi prioritas. Pembangunan sarana dan prasarana yang ”WAH” saat ini memang menjadi trend dikalangan elits, namun sisi lain yang terkait dengan kepentingan warga banyak penting diperhatikan. Berapa biaya yang dibutuhkan dari dana APBD Kota, Provinsi dan APBN tentu tidak sedikit. Masih banyak sarana dan prasarana yang saat ini membutuhkan ”kue pembangunan” dari dana yang akan dikeluarkan untuk pembangunan fly over tersebut. Rencana pembangunan jembatan layang lebih berorientasi pada kepentingan kalangan elit. Bukankah pembangunan tempat yang “WAH” seperti Mega Mall dijalan A. Yani yang menjadi kebangaan kalangan tertentu saat ini justeru besar kontribusinya memberikan kemacetan? Tentunya para pengambil kebijakan tidak perlu “latah” dengan trend mendapatkan predikat untuk sebuah ICON atau sebuah INDIKATOR KEMAJUAN KOTA, sementara kesejahteraan untuk rakyat masih sangat butuh diperhatikan termasuk warga pedalaman yang masih membutuhan “kue pembangunan”.
Pun demikian dengan wacana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Disaat para negara maju (Amerika, Jerman, Swedia misalnya) berlomba-lomba mengurangi (bahkan menghapus) reaktor nuklir (PLTN) dinegaranya, Indonesia khususnya di Kalbar malah seakan ”kebakaran jenggot.” Hanya karena dalih krisis energi listrik, PLTN menjadi alternatif? Bagaimana dengan listrik tenaga lainnya seperti tenaga air, angin atau energi baru dan terbarukan lainnya? Kalbar memang daerah yang cenderung aman atas bencana alam seperti gempa dan kaya akan SDA (uranium dll), namun haruskan ada bencana baru bila solusinya adalah PL Tenaga Nuklir?
Kecelakaan pada pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia di Chernobyl ditahun 1986 dan Three Mile Island (Amerika) tahun1979 cukup menjadi pelajaran akan bahaya dari radiasi tenaga nuklir karena reaktor nuklir membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia, termasuk para pengambil kebijakan. Dampak dari radiasi tentu menjadi tidak aman bagi sel tubuh; matinya sel, kanker, kelahiran bayi yang tidak normal.
Pencanangan PLTN di Bumi Khatulistiwa ini bukanlah sebuah solusi, penting kiranya mencari alternaif lainnya yang cenderung aman bagi kelangsungan hidup dan kehidupan. Ataukah ada misi lain dibalik semuanya seperti; strategi menaikkan tarif listrik dan atau strategi untuk menguras kekayaan perut bumi Kalbar? Tentunya cara yang tidak elegan seperti ini bukanlah jalan terbaik, bukan? Ternyata, ini pula telah menjadi TREND pembangunan yang digalakan kalangan elits hari ini?
Apapun yang dilakukan untuk meloloskan ketiga persoalan diatas tentunya penting diperhatikan kebutuhan dan skala prioritas pembangunan yang sungguh-sungguh berpihak bagi kepentingan warga banyak dan hendaknya tidak berdasarkan kepentingan ”perut” oknum tertentu, dan apalagi kepentingan politik tertentu. Upaya pembangunan yang berorientasi pada masa mendatang mutlak dilakukan. Peranserta warga masyarakat untuk turut serta menyuarakan keprihatinan atas upaya-upaya kebijakan yang tidak berpihak bagi kesejahteraan dan kepentingan bersama menjadi penting. Berangkat dari catatan diatas, maka dari itu upaya/rencana kebijakan yang tidak POPULIS ini perlu disikapi dengan arif secara bersama. Karenanya, Front Mahasiswa Kalimantan Barat dengan penuh kesadaran mengajak berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama peduli, MENYERUKAN dan MENOLAK dengan TEGAS!!!:
1. Menolak Rencana pendirian KODAM di Kalimantan Barat.
2. Menolak Pembangunan Jembatan Layang/Fly Over
3. Menolak rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pontianak, 03 April 2008
FRONT MAHASISWA KALIMANTAN BARAT
(PMKRI Santo Thomas More Pontianak, IMKB, GMNI)
.