2008/05/28

Turut Meriahkan PGD ke-22



Perhimpunan Mahasiswa Katolik republik Indonesia (PMKRI) Pontianak Santo Thomas More 81-24 Mei 2008 lalu turut memeriahkan terselenggaranya Pekan gawai Dayak (PGD) ke-22 yang berlangsung di Rumah Betang Jalan Sutoyo Pontianak. Kegiatan yang merupakan bagian promosi wisata budaya Dayak Kalimantan di Pontianak ini merupakan event tahunan yang diikuti berbagai sanggar kesenian dan berbagai stakeholders.

PMKRI Pontianak, menjadi salah satu pihak yang turut serta dengan mendirikan Stand di sekitar lokasi yang telah disediakan Panitia penyelenggara.

Rekomendasi PMKRI Pontianak Untuk PGD Tahun 2008
Nomor : 022/DPC/III-E/06/2008 Pontianak, 24 Juni 2008
Lamp : -
Hal : Ucapan Terima Kasih


Kepada Yth,
Panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-22 Tahun 2008
Di –
Tempat.



Dengan hormat,
Bersamaan dengan telah berakhirnya rangkaian pelaksanaan pekan Gawai Dayak (PGD) yang ke-22 yang diselenggarakan pada tanggal 18-24 Mei 2008 dan sebagai bagian yang telah berpartisipasi guna memeriahkan berlangsungnya Pesta Ucapan Syukur atas hasil Panen masyarakat suku Dayak kepada JUBATA (Tuhan-red) dimaksud, maka dengan ini perlu disampaikan sebagai berikut;

1. Menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Pihak Panitia Penyelenggara atas kesempatan dan tempat yang diberikan kepada kami khususnya dengan memberikan lokasi STAND PMKRI Santo Thomas More Pontianak pada kesempatan tersebut.
2. Dengan ini, kami juga menyampaikan permohonan maaf bila dalam proses pelaksanaan kegiatan ada yang kurang berkenan dari kami bagi panitia maupun berbagai pihak, segala ruang saran dan kritik yang konstruktif-positif senantiasa kami nantikan.
3. PMKRI Santo Thomas More juga mengajak berbagai pihak, secara khusus panitia penyelenggara untuk merefleksikan berbagai hal yang menjadi kekurangan maupun kelebihan atas terselenggaranya PGD ke-22 kali ini, agar menjadi bahan pertimbangan/evaluasi untuk pelaksanaan PGD yang lebih baik kedepan.

Demikian surat ini disampaikan sebagai bentuk apresiasi kami dengan telah disediakannya tempat stand bagi PMKRI Pontianak secara khusus. Atas perhatian dan kesediaanya serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
PRO ECCLESIA ET PATRIA



DEWAN PIMPINAN CABANG
PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA
SANTO THOMAS MORE CABANG PONTIANAK
PERIODE 2008-2009



Hendrikus Adam Corryna Allen
Ketua Presidium Wakil Sekretaris Jenderal I
Lampiran

CATATAN REKOMENDASI

Puji syukur kepada Jubata (Tuhan) atas limpahan berkat dan rahmat-Nya, sehingga akhirnya Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-22 tahun 2008 (18-24/Mei) boleh terselenggara. Kerjasama dan kebersamaan yang terbangun oleh berbagai pihak, khususnya antar Panitia dengan berbagai stakeholder tentunya juga turut menjadikan Acara sebagai ungkapan syukur atas hasil panen pertanian (padi) ini data dilaksanakan dengan baik. Sebagai bagian dari pihak yang turut terlibat, kami selaku bagian kecil dari generasi muda warga Kalbar secara khusus menyambut baik dengan digelarnya kegiatan ini, dan tentunya kami sadari menjadi tanggungjawab bersama pula untuk menjaga dan melestarikan bagaimana kedepan upacara sebagaimana yang telah digelar boleh memberikan manfaat yang jauh lebih baik lagi. Berbagai kekurangan memang menjadi milik kita manusia dan kelebihan adalah milik-Nya, maka dari itu menjadi penting bagi kita untuk merefleksikan kekurangan yang menjadi bagian dari kelemahan kita untuk membuat kita bangkit lebih baik kedepan, khususnya dalam upaya mempromosikan aset wisata dan budaya yang merupakan khasanah suku bangsa (Dayak) di bumi Khatulistiwa ini. Berangkat dari catatan diatas, maka dengan kerendahan hati sebagai pihak yang juga turut terlibat sebagai peserta (stand-red), berikut buah pikiran yang berangkat dari niat thulus dan objektif yang menjadi rekomendasi-refleksi kami atas telah diselenggarakannya PGD ke-22 tahun 2008;
1. Tidak dipungkiri pula PGD yang merupakan sebagai bagian dari bentuk ungkapan syukur kepada Jubata (Tuhan), juga merupakan media untuk melestarikan dan mengembangkan khasanah budaya kita (dayak) serta sebagai media promosi aset Wisata Budaya yang niatnya adalah bagaimana dapat diketahui/disaksikan oleh banyak orang dengan latar belakang yang berbeda, secara khusus tentunya diharapkan dapat ketahui oleh warga suku dayak sendiri. Dalam kaitannya dengan intensitas kehadiran mereka, maka persoalan biaya parkir kedepan perlu untuk dipertimbangkan. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat dari berbagai masukan yang kami terima, kebanyakan para pengunjung merasa mengeluh dengan jumlah biaya parkir yang dipatok. Ini juga penting untuk menjaga agar tidak ada kesan ritual PGD yang sakral dan harusnya berwibawa, justeru dianggap sinis sebagai Ajang Bisnis oleh sebagian orang (lantas mengeneral).
2. Pelaksanaan dari awal hingga akhir (pembukaan-penutupan), khususnya mengenai Penutupan rangkaian PGD yang berbeda dengan lokasi awal beberapa waktu lalu harus diakui telah “melukai” perasaan berbagai pihak, khususnya para pendiri stand serta para pengunjung lainnya yang berharap semestinya tidak dipindahkan ketempat lain. Apa lagi bila hal tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik.
3. Untuk biaya stand khususnya bagi kalangan yang belum berpenghasilan (mahasiswa), maka penting kiranya dipertimbangkan. Terlebih bila orientasi dari stand tersebut hanya untuk turut serta memeriahkan, dan bukan untuk mencari keuntungan (profit).
4. Perlakuan yang tidak diskriminatif bagi para pemilik stand atas kartu parkir penting dilakukan, namun yang terjadi sepertinya tidak demikian.
5. Beberapa point sebagaimana disebutkan diatas, kiranya penting untuk dipikirkan kedepan sehingga PGD yang juga sebagai media “perekat-pemersatu-kebersamaan” antar sesama (dayak khususnya) ini dapat sungguh-sungguh menjadi kebanggaan dan milik bersama yang pantas untuk terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

Demikian catatan rekomendasi sebagai buah pikiran ini kami sampaikan. Catatan ini tentunya bukanlah sebuah kemutlakan untuk didengarkan, apa lagi diikuti, namun ini hanyalah sebuah bentuk pemikiran kami sebagai bentuk “kontribusi” pemikiran refleksi bersama yang semoga saja dapat menjadi wacana kita untuk melangkah kedepan. Mohon maaf atas segala kesalahan-kekurangan kami, kiranya Tuhan senantiasa memberkati apa yang telah dilaksanakan. Sukses dan Jaya Selalu untuk PGD. Pro Ecclesia et patria.

(bersambung)
.

0 Comments: