2007/11/16

Refleksi Perhimpunan

Manusia (organisator) Baru
By. Hendrikus Adam Barage Repo*

Bagi setiap orang dimuka bumi umumnya kelahiran telah menjadi sebuah moment penting yang tidak bisa terlewatkan begitu saja. Mengingat pentingnya moment tersebut, banyak diantara para orang tua dan sanak keluarga yang mengabadikannya baik melalui dokumentasi dalam bentuk gambar si bayi yang mungil, maupun memberi nama sang bayi sesuai dengan konsisi saat itu. Bahkan diantara nama sang bayi juga biasanya diambil dari nama orang tua atau marga yang turut menyertainya.

Begitu pentingnya kelahiran sang bayi hingga acara-acara ritual pemberian nama, acara potong rambut dan lainnya pun digelar tanpa menghiraukan berapa nilai angka pengeluaran yang akan habis. Dengan kondisi tersebut, para orang tua pada umumnya lebih cenderung selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya. Para orang tua pula selalu berharap agar anaknya jauh lebih baik dari pada mereka. Begitu besarnya harapan orang tua kepada anaknya, maka perjuangannya pun tiada mengenal lelah. ”Biarlah saya lelah hari ini, yang penting anak saya berhasil dan bisa lebih baik dari kami”.

Harapan orang tua tersebut tentunya bukan tidak beralasan. Pergulatan hidup yang dialami sang orang tua yang lebih dulu menempuh hidup adalah sebuah realita yang tentunya membekas dalam rekaman jejak hidupnya. Marah, benci, senang, penasaran, tidak puas, rasa bodoh, malas, sabar, dan sederet realita hidup menjadi santapan pengalaman yang tidak lepas tergambar dari realita hidup. Berbagai kelemahan dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang dialami menjadikan orang tua semakin termotivasi untuk bangkit dari ”kelemahan” menuju ”kekuatan” terutama melalui sang generasi baru yakni sang anak yang diharapkan untuk lebih bertanggungjawab menjalani hidupnya.

Pengggalan kisah betapa besarnya harapan sang orang tua terhadap anak diatas juga sedianya tergambar dalam eksistensi perhimpunan kita. Setelah sekian puluh tahun eksist, terutama dengan setahun masa kepengurusan yang akan berakhir kali ini, banyak gambaran dan pelajaran berharga yang boleh dipetik bersama dari seberapa besar tanggungjawab dan komitmen untuk membuat yang terbaik bagi perhimpunan. Tentunya sangat banyak harapan bagi kita bersama untuk eksistensi sebuah wadah PMKRI. Segala kekurangan dan kelebihan setiap kader dengan beragam karakter, tabiat, sikap, prilaku, latar belakang bidang pendidikan, dan lainnya telah turut mewarnai perjalanan kepengurusan PMKRI Santo Thomas More periode ini (2006/2007).

Kalau pada kepengurusan setahun silam dan atau beberapa tahun sebelumnya adalah manusia-manusia (kader) organisasi yang telah mengalami dan menjalani sebuah proses bersama, maka bagaimana pada kondisi saat ini kita semua bisa kembali memulai berproses bersama dengan nuansa dan semangat yang tentunya harus lebih maju. Manusia-manusia organisasi baru yang selalu siap untuk mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk eksistensi dan independensi gerakan yang berlandaskan tiga benang merah (fraternitas, intelektualitas, dan kristenitas) dengan Yesus Kristus sebagai teladan gerakan. Semangat kebersamaan, keterbukaan, saling percaya serta mengedepankan akuntabilitas atas amanah organisasi, maka niscaya eksistensi perhimpunan akan tetap terjaga. Terlebih dengan semakin dekatnya Hari Raya Natal menyongsong pesta perayaan kelahiran Sang Juru Selamat. Kiranya semangat Natal membawa kita untuk menyadari manusia lama dalam diri kita masing-masing dan mau memperbaharui diri selaku kader perhimpunan untuk menjadi manusia (organisasi) baru yang mampu menghayati nilai-nilai dan semangat gerakan sebagai pengemban amanat penderitaan rakyat dengan mengesampingkan bibit-bibit ego pada diri kita masing-masing. Eksistensi dan kebesaran nama perhimpunan adalah tanggungjawab bersama. Ibarat seorang bayi, perhimpunan butuh kasih sayang dan perhatian serta ketulusan dari sang orang tua yang tanpa pamrih, tanpa mengharapkan yang lebih banyak kepada sang bayi, namun sebaliknya memberi lebih banyak sentuhan rasa sayang melalui sikap, tindakan, pikiran yang positif. Sehingga ”BAYI PERHIMPUNAN” yang diharapkan bisa tumbuh besar dan dapat menjadi kebanggaan banyak orang.

*) Penulis Sekjen PMKRI POntianak/Pimred Buletin PETRA, Media Komunikasi PMKRI Cabang Pontianak (Sekarang dalam tahap perampungan).
.

0 Comments: